• Dampak Buruk dari Sering Berpindah Sekolah bagi Pendidikan dan Kehidupan Seorang Anak

    Anda pasti pernah bertemu satu atau dua anak yang sering berpindah-berpindah sekolah. Alasannya pun bisa berbagai macam. Ada yang karena mengikuti orang tua yang selalu berpindah-pindah pekerjaan.

    Dampak Buruk dari Sering Berpindah Sekolah bagi Pendidikan dan Kehidupan Seorang Anak

     

    Ada juga yang karena alasan pribadi anak sendiri yang sedikit bermasalah. Nah, tahukah Anda jika berpindah-pindah sekolah ternyata dapat memberikan dampak buruk terhadap pendidikan dan kehidupan anak. Berikut adalah beberapa dampak yang dialami mereka, seperti: 

    Kesulitan bersosialisasi di lingkungan sekolah 

    Ketika berpindah sekolah, maka anak harus berpisah dengan teman lama. Lalu, ia akan masuk ke lingkungan baru dimana dia harus berkenalan kembali dengan orang-orang yang bisa dibilang masih asing baginya.

    Hal ini akan semakin berat bagi sang anak apabila ia sudah merasa sangat dekat dengan teman di sekolah lamanya. Ia harus memaksakan diri agar bisa beradaptasi, walaupun lingkungan sosial sekolah yang baru berbeda dengan lingkungan sekolah lamanya. 

    Mungkin hal ini akan wajar jika terjadi sekali. Tetapi, bayangkan jika ia harus berpisah dan berkenalan secara berulang-ulang kali akibat terlalu sering berpindah-pindah sekolah. Hal ini bisa membuatnya kehilangan rasa percaya diri.

    Seseorang yang berada di lingkungan baru biasanya akan merasa lemah, kecil, dan bukan bagian dari lingkungan baru tersebut. Jika ia gagal untuk beradaptasi, maka kemungkinan besar ia akan dikucilkan di lingkungan sekolah barunya karena dianggap tidak bisa berbaur.  

    Padahal, hubungan pertemanan yang dimulai dari teman sekelas biasanya sangat berpengaruh dalam mengembangkan kepercayaan anak sejak kecil. Apabila ia mudah bergaul dan merasa diterima oleh lingkungan terdekatnya, maka ia akan lebih terbuka dan merasa lebih percaya diri. 

    Lebih mudah depresi 

    Berdasarkan studi para ahli, 60% anak yang sering berpindah-pindah sekolah selama rentan waktu pendidikan wajibnya sangat rentan mengalami gangguan mental. Gangguan yang dialami bisa dalam bentuk halusinasi.

    Mereka akan sering mendengar suara-suara tidak nyata di dalam pikirannya dan mudah merasa ketakutan setiap waktu. Emosi dan psikis menjadi tidak stabil. Jika hal ini dibiarkan saja, maka bisa sangat membahayakan kesehatan anak ketika mereka sudah dewasa. 

    Kesulitan mengikuti pelajaran 

    Permasalahan akademis pasti akan sangat mudah dialami. Hal ini terjadi ketika sekolah lama menerapkan kurikulum dan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah yang baru. Misalnya di sekolah lama ia baru saja belajar penambahan angka, di sekolah baru ia sudah harus bisa perkalian.

    Ketika sampai di materi yang tidak ia kuasai, anak akan mengalami kesulitan mengejar ketertinggalan. Apalagi ketika guru memiliki cara mengajar yang berbeda, anak harus beradaptasi dengan sistem kelas yang baru tersebut. Jika anak tidak mampu beradaptasi, maka bisa jadi nilainya akan turun. 

    Permasalahan akademis juga bisa diakibatkan oleh permasalahan psikis dan sosial anak. Berada di lingkungan baru membuat anak mudah tertekan sehingga mereka menjadi kurang konsentrasi dalam pelajaran. Perasaan tidak nyaman dengan lingkungan barunya juga bisa membuatnya menjadi tidak semangat untuk mengejar nilai akademiknya. 

    Kesulitan menjalin hubungan antara sekolah dan anak 

    Terlalu seringnya anak pindah sekolah juga menyebabkan kesulitan administrasi pihak sekolah. Pihak sekolah harus menunggu dalam periode waktu tertentu agar nilai anak bisa ditransfer dari sekolah lama ke sekolah baru. Belum lagi, guru membutuhkan waktu untuk mempelajari kemampuan anak sebelum bisa memberikan pengajaran yang sesuai, serta menempatkannya dalam pembagian kelompok yang tepat. 

    Memang berpindah sekolah benar dapat memberikan dampak buruk seperti yang disebutkan di atas. Namun terkadang, berpindah sekolah justru jadi pilihan terbaik pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, apabila anak menderita di sekolah akibat pembulian, maka ia sebaiknya memang dipindahkan.  

    Meskipun demikian, orang tua harus mengecek apakah sekolah yang baru memiliki lingkungan yang mendukung psikis anak. Misalnya, terapis dan guru pembimbing yang akan memberikan bimbingan secara fisik, atau teman-teman kelas yang mau menerimanya dengan baik. Lingkungan baru yang lebih baik justru nantinya akan membantu anak bisa kembali normal secara sosial. 

    Jadi, sebelum berpindah sekolah, pertimbangkanlah kondisi dan pilihan anak. Apakah ia siap untuk berpindah sekolah? Apakah ia butuh dipindahkan sekolahnya? Orang tua yang bijak adalah orang tua yang memahami kebutuhan fisik dan mental anaknya baik di rumah maupun di sekolah. 


    Tags Tags: , ,